Harmoni Budaya di Tanah Rencong: Barongsai Menari di Langit Aceh


Di bawah langit cerah Kota Banda Aceh, dua piringan besar ditabuh dengan penuh semangat. Dentingannya menggema, berpadu dengan dentuman gendang yang dimainkan sekelompok pemuda di belakangnya. Irama khas Tionghoa itu semakin menghidupkan suasana perayaan.

Di tengah alunan musik yang menggema, dua sosok berbulu merah dan emas tampak bergerak lincah. Sesekali, mereka menoleh ke kiri dan kanan, seakan mencari sesuatu di antara kerumunan. Itulah Barongsai, seni pertunjukan khas Tionghoa yang kali ini kembali hadir di tanah Serambi Mekkah.

Ratusan penonton, dari berbagai latar belakang, berkumpul di halaman Vihara Sakyamuni, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Tak hanya masyarakat Tionghoa, banyak juga warga muslim yang antusias menyaksikan aksi spektakuler ini. Wajah-wajah penuh kagum menghiasi barisan penonton, menunjukkan bahwa seni dan budaya dapat menjadi jembatan yang mempererat persaudaraan lintas etnis dan agama.

Barongsai dan Toleransi di Aceh

Aceh, yang dikenal sebagai provinsi dengan penerapan syariat Islam yang kuat, ternyata tetap memberikan ruang bagi keberagaman budaya. Barongsai bukanlah fenomena baru di sini. Seni tradisional ini telah menjadi bagian dari masyarakat sejak lebih dari satu dekade lalu.

Menurut Koh Acong, pelatih tim Barongsai Golden Dragon, awalnya tidak sedikit masyarakat yang skeptis terhadap keberadaan Barongsai di Aceh. Namun, seiring berjalannya waktu, seni ini semakin diterima dan menjadi bagian dari perayaan-perayaan penting di provinsi ini.

"Dulu banyak yang ragu, tapi sekarang Barongsai sudah menjadi hiburan yang dinikmati oleh semua kalangan," ujar Koh Acong, Rabu (29/1/2025).

Tak hanya sebagai hiburan, Barongsai kini juga menjadi cabang olahraga yang digemari. Saat ini, tim Barongsai Golden Dragon memiliki 35 anggota aktif, di mana 65 persen di antaranya adalah pemuda muslim. Mereka bukan hanya pemain, melainkan simbol nyata dari toleransi yang hidup di Aceh.

"Di sini, kami belajar bahwa keberagaman adalah bagian dari kehidupan. Kami semua adalah satu keluarga," tambah Koh Acong.

Imlek yang Semarak di Banda Aceh

Setiap tahun, saat perayaan Imlek tiba, pertunjukan Barongsai selalu dinantikan. Di Banda Aceh, kawasan yang menjadi pusat komunitas Tionghoa, perayaan berlangsung meriah. Warga Tionghoa menjalankan ritual ibadah mereka dengan tenang, tanpa ada rasa takut atau kekhawatiran.

Tahun ini, pertunjukan Barongsai menampilkan atraksi khas tradisional, berbeda dengan dua tahun sebelumnya yang menampilkan Barongsai tonggak—sebuah pertunjukan yang lebih akrobatik dengan loncatan-loncatan spektakuler di atas tiang.

Bagi Koh Acong dan timnya, Barongsai bukan hanya seni pertunjukan, tetapi juga sarana pelestarian budaya. Mereka meyakini bahwa budaya bisa menjadi alat pemersatu di tengah perbedaan. Warna-warni kehidupan bisa menari bersama dalam satu irama.

"Barongsai adalah tradisi yang harus dilestarikan. Kami bukan hanya menari, tetapi juga membawa pesan tentang kebersamaan dan keharmonisan," jelas Koh Acong.

Pengalaman Berharga bagi Warga Banda Aceh

Silvia, seorang warga Banda Aceh, menjadi salah satu penonton yang begitu antusias. Ini adalah pengalaman pertamanya menyaksikan Barongsai secara langsung. Ia terpukau melihat gerakan lincah dan atraktif yang dipadukan dengan dentuman musik yang membangkitkan semangat.

"Sangat seru! Walaupun cuacanya terik, saya tetap menikmati pertunjukan ini," ujar Silvia.

Bagi Silvia, pertunjukan ini tidak sekadar hiburan, tetapi juga menjadi pelajaran tentang budaya dan toleransi antar umat beragama. Ia menyadari bahwa perbedaan tidak harus menjadi sekat, melainkan justru bisa menjadi jembatan untuk saling mengenal.

"Ini menambah wawasan saya tentang budaya Tionghoa. Yang jelas, sangat keren!" tambahnya dengan semangat.

Aceh, Tanah Keberagaman

Aceh kembali menunjukkan wajahnya sebagai tanah yang menghargai keberagaman. Di tengah kentalnya syariat Islam, seni dan budaya dari etnis lain tetap mendapatkan tempatnya. Pertunjukan Barongsai di Banda Aceh adalah bukti bahwa perbedaan bisa dirayakan dalam harmoni.

Seiring dentuman gendang yang terus berdentum dan riuh tepuk tangan penonton yang memenuhi udara, Barongsai di Aceh bukan hanya sekadar pertunjukan. Ia adalah simbol dari semangat kebersamaan dan toleransi yang terus hidup di bumi Serambi Mekkah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama