Ekspor Ikan Aceh Meroket, Nelayan Sumringah

Banda Aceh – Kabar baik datang dari sektor perikanan Aceh! Sepanjang 2024, nilai ekspor perikanan daerah ini melonjak hingga USD 4,32 juta, jauh melampaui target awal sebesar USD 2,75 juta. Kenaikan ini menjadi angin segar bagi para nelayan yang selama ini menggantungkan hidupnya di lautan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Aliman, menyebutkan bahwa jenis ikan yang paling laris di pasar ekspor adalah cakalang dan tuna yellow fin. Permintaan yang tinggi dari luar negeri membuat produksi ikan Aceh terus meningkat, terutama dari hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja, Banda Aceh.

“Produksi ikan kita mencapai 361.376,72 ton tahun ini, dengan perikanan tangkap mendominasi sebanyak 270.266,17 ton,” kata Aliman, Jumat (7/2/2025). “Kalau melihat tingkat konsumsi ikan masyarakat Aceh yang 60 kg per kapita per tahun, kita masih memiliki surplus besar.”

Sebagian besar ikan hasil tangkapan nelayan Aceh tidak hanya dikonsumsi lokal, tetapi juga dikirim ke berbagai daerah di Sumatera seperti Sumatera Utara, Riau, dan Padang. Ikan segar dikemas dengan es dalam fiber dan langsung dikirim ke pasar-pasar besar, sementara ikan beku diproses lebih lanjut di Sibolga atau Belawan sebelum akhirnya diekspor ke luar negeri.

Para nelayan pun menyambut kabar ini dengan optimisme. Dengan permintaan yang terus meningkat, mereka berharap kesejahteraan semakin membaik. DKP Aceh sendiri terus berupaya meningkatkan kualitas produksi, termasuk penguatan fasilitas pelabuhan dan teknologi pascapanen agar nilai ekspor semakin meningkat di tahun-tahun mendatang.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama