Panglima Teuku Nyak Makam: Pejuang Gagah Berani yang Akan Segera Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional?


Aceh Besar – Kisah kepahlawanan Panglima Teuku Nyak Makam yang telah lama terpendam kini kembali diperjuangkan untuk mendapatkan pengakuan. Pemerintah Kabupaten Aceh Besar tengah mengupayakan agar sosok pejuang ini diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Dalam seminar bertajuk Usulan Pahlawan Nasional Panglima Teuku Nyak Makam pada Rabu (5/2/2025), Asisten I Sekdakab Aceh Besar, Farhan AP, menyampaikan bahwa upaya ini didorong oleh besarnya jasa Teuku Nyak Makam dalam mempertahankan tanah Aceh dari penjajahan Belanda.

“Sejarah tak boleh melupakan keberanian beliau. Teuku Nyak Makam adalah simbol perlawanan yang membuat Belanda gentar. Kami ingin memastikan bahwa pengorbanannya dikenang dan dihormati oleh seluruh bangsa,” ujar Farhan dengan penuh semangat.

Upaya ini mendapat dukungan luas, termasuk dari Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayjen TNI Niko Fahrizal. Bahkan, Pangdam IM siap mengawal dokumen pengusulan hingga ke Kementerian Sosial RI untuk mempercepat pengesahan status Pahlawan Nasional bagi Teuku Nyak Makam.

Pihak keluarga Teuku Nyak Makam kini tengah menyelesaikan persyaratan administrasi yang dibutuhkan. Jika semua berjalan lancar, bukan tidak mungkin, dalam waktu dekat, namanya akan sejajar dengan pahlawan nasional lainnya.

Perjuangan dan Pengorbanan Sang Panglima

Teuku Nyak Makam bukan sekadar pejuang biasa. Ia adalah sosok yang disegani, seorang panglima yang cerdik dan tak kenal takut dalam menghadapi pasukan kolonial Belanda.

Dalam struktur pemerintahan Kerajaan Aceh, ia memegang peran strategis sebagai Mudabbiru Syarqiah, penegak kedaulatan Aceh di wilayah timur. Selain itu, ia juga diangkat sebagai Panglima Mandala Kerajaan Aceh untuk Sumatera Timur dan Aceh Timur.

Pasukan Belanda sendiri mengakui betapa sulitnya menghadapi pasukan Aceh. Mereka menyebut bahwa satu pejuang Aceh setara dengan 100 tentara Belanda. Namun, Teuku Nyak Makam dinilai memiliki kemampuan 10 kali lipat lebih kuat dari pejuang lainnya—setara dengan 1.000 tentara Belanda!

Sayangnya, perjuangan heroiknya berakhir dengan cara yang tragis. Dalam kondisi sakit parah, ia diserang oleh 2.000 pasukan Belanda yang dipimpin Letnan Kolonel G.F. Soeters pada 21 Juli 1896. Dengan kekejaman yang luar biasa, Belanda mengeksekusinya secara brutal. Kepalanya dipancung dan tubuhnya dicincang di depan istri, anak-anak, dan masyarakat yang dipaksa menyaksikan kejadian itu.

Tragedi tersebut menjadi luka sejarah bagi Aceh. Namun, kini pemerintah berusaha untuk mengobati luka itu dengan memberikan pengakuan resmi atas perjuangannya. Jika pengusulan ini berhasil, nama Panglima Teuku Nyak Makam akan diabadikan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Masyarakat Aceh dan sejarawan berharap bahwa keputusan ini akan menjadi titik balik bagi generasi muda untuk mengenang dan meneladani semangat perjuangan para pahlawan daerah.

“Semoga ini bisa menjadi kado istimewa bagi Aceh dan bagi keluarga besar Teuku Nyak Makam,” pungkas Farhan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama